Alkisah, Di pantai barat Semenanjung Melayu, terdapat sebuah kerajaan bernama Negeri Bintan. Waktu itu ada seorang anak lakik-laki bernama Hang Tuah. Ia seorang anak yang rajin dan pemberani serta sering membantu orangtuanya mencari kayu di hutan. Hang Tuah mempunyai empat orang kawan, yaitu Hang Jebat, Hang Lekir, Hang Lekiu dan Hang Kesturi.
Ketika menginjak remaja, mereka bermain bersama ke laut. Mereka ingin menjadi pelaut yang ulung dan bisa membawa kapal ke negeri-negeri yang jauh.
Rabu, 18 Mei 2011
Malin Kundang
Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga yang memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas.
Maka tinggallah si Malin dan ibunya di gubug mereka. Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah 1 tahun lebih lamanya, ayah Malin tidak juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah. Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
Rabu, 11 Mei 2011
Goldilocks dan Tiga Beruang
Suatu ketika hiduplah seorang anak perempuan yang selalu ingin tahu, bernama Goldilocks. Suatu hari ia berjalan-jalan ke hutan seorang diri dan menemukan sebuah pondok disana, karena kosong dan ia ingin tahu, ia memutuskan untuk masuk.
Didalamnya ia menemukan tiga mangkuk sop ayam. Ia mencicipi yang pertama, tapi terlalu panas. Ia mencicipi yang kedua, tapi terlalu dingin. Ia mencicipi yang ketiga dan panasnya tepat, jadi ia makan semuanya.
Di sekeliling meja makan terdapat tiga kursi. Ia mencoba duduk di kursi pertama, tapi terlalu tinggi. Ia duduk di kursi kedua, tapi terlalu lebar. Akhirnya ia duduk di kursi ketiga, karena tidak sanggup menahan tubuh Goldilocks yang berat kursi itu hancur berkeping-keping.
Didalamnya ia menemukan tiga mangkuk sop ayam. Ia mencicipi yang pertama, tapi terlalu panas. Ia mencicipi yang kedua, tapi terlalu dingin. Ia mencicipi yang ketiga dan panasnya tepat, jadi ia makan semuanya.
Di sekeliling meja makan terdapat tiga kursi. Ia mencoba duduk di kursi pertama, tapi terlalu tinggi. Ia duduk di kursi kedua, tapi terlalu lebar. Akhirnya ia duduk di kursi ketiga, karena tidak sanggup menahan tubuh Goldilocks yang berat kursi itu hancur berkeping-keping.
Rabu, 27 April 2011
Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir
Diposting oleh
Winda Scorfi
di
4:21 PM
Categories
Cerita Moral dan Budi Pekerti,
Dongeng Anak Muslim
0
komentar
Suatu hari Nabi Musa a.s mengumpulkan para pengikutnya beliau memberikan nasehat agar para pengikutnya selalu beriman kepada Allah dan beriman pada hari akhir serta hal-hal yang gaib.
“Wahai kaumku adakah orang yang paling mengetahui hal-hal yang gahib?” tanya Nabi Musa pada suatu kesempatan.
“tidak ada satupun di antara kami yang mengetahui hal tersebut, wahai Musa” kata salah satu pengikutnya.
“ketahuilah bahwa aku adalah manusia yang paling mengetahui hal-hal yang ghaib” kata Nabi Musa. Mendengar perkataan Nabi Musa, kaumnya hanya mengangguk-angguk saja.
Setelah kejadian itu, Nabi Musa ditegur oleh Allah swt, “Wahai Musa! Engkau tidak berhak berkata demikian. Ketahuilah, hai Musa ada hamba-ku yang paling mengetahui hal ghaib”
“siapakah hamba-mu itu, ya Allah?” tanya Nabi Musa penasaran.
“Wahai kaumku adakah orang yang paling mengetahui hal-hal yang gahib?” tanya Nabi Musa pada suatu kesempatan.
“tidak ada satupun di antara kami yang mengetahui hal tersebut, wahai Musa” kata salah satu pengikutnya.
“ketahuilah bahwa aku adalah manusia yang paling mengetahui hal-hal yang ghaib” kata Nabi Musa. Mendengar perkataan Nabi Musa, kaumnya hanya mengangguk-angguk saja.
Setelah kejadian itu, Nabi Musa ditegur oleh Allah swt, “Wahai Musa! Engkau tidak berhak berkata demikian. Ketahuilah, hai Musa ada hamba-ku yang paling mengetahui hal ghaib”
“siapakah hamba-mu itu, ya Allah?” tanya Nabi Musa penasaran.
Rabu, 13 April 2011
Kisah Si Kusta, Si Botak dan Si Buta
Dari Abu Hurairah rodhiyallohu ‘anhu, ia mendengar Nabi shollallohu ‘alayhi wasallam bersabda: “Ada tiga orang Bani Israil: satu berpenyakit kusta, satu botak kepalanya, dan satu buta.
Allah Ta’ala hendak menguji mereka, maka Allah mengutus seorang malaikat (dalam bentuk manusia) kepada mereka. Malaikat itu datang kepada Si Kusta
dan bertanya, “Apakah yang paling kamu inginkan?”
Allah Ta’ala hendak menguji mereka, maka Allah mengutus seorang malaikat (dalam bentuk manusia) kepada mereka. Malaikat itu datang kepada Si Kusta
dan bertanya, “Apakah yang paling kamu inginkan?”
Minggu, 10 April 2011
Burung Gagak dan Air Minum
Ada seekor burung gagak yang kehausan, dia berputar-putar di tempat rendah mencari air untuk minum. Setelah mencari cukup lama, tidak setetes air pun berhasil ditemukannya.
Pada saat dia hampir putus asa, tiba-tiba dia melihat tidak jauh dari tempatnya berada ada sebuah botol yang didalamnya berisi air. Gagak sangat senang, dia lalu terbang ke arah botol itu dan berhenti tepat disebelah botol. Akan tetapi air didalam botol itu terlalu sedikit, mulut botol juga terlalu kecil dan leher botol sangat panjang, jika dilihat lagi botol tersebut menyerupai bentuk kendi.
Bagaimanapun gagak berusaha, paruhnya tetap tidak bisa mencapai air. "Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan?" tanya gagak dalam hati sambil berjalan berputar-putar di sekeliling botol, akhirnya dia berhasil menemukan sebuah cara.
Pada saat dia hampir putus asa, tiba-tiba dia melihat tidak jauh dari tempatnya berada ada sebuah botol yang didalamnya berisi air. Gagak sangat senang, dia lalu terbang ke arah botol itu dan berhenti tepat disebelah botol. Akan tetapi air didalam botol itu terlalu sedikit, mulut botol juga terlalu kecil dan leher botol sangat panjang, jika dilihat lagi botol tersebut menyerupai bentuk kendi.
Bagaimanapun gagak berusaha, paruhnya tetap tidak bisa mencapai air. "Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan?" tanya gagak dalam hati sambil berjalan berputar-putar di sekeliling botol, akhirnya dia berhasil menemukan sebuah cara.
Raja Dijadikan Budak
Kadangkala untuk menunjukkan sesuatu kepada sang Raja, Abu Nawas tidak bisa hanya sekedar melaporkannya secara lisan. Raja harus mengetahuinya dengan mata kepala sendiri, bahwa masih banyak di antara rakyatnya yang hidup sengsara. Ada saja praktek jual beli budak.
Dengan tekad yang amat bulat Abu Nawas merencanakan menjual Baginda Raja. Karena menurut Abu Nawas hanya Baginda Raja yang paling patut untuk dijual. Bukankah selama ini Baginda Raja selalu mempermainkan dirinya dan menyengsarakan pikirannya? Maka sudah sepantasnyalah kalau sekarang giliran Abu Nawas mengerjai Baginda Raja.
Abu Nawas menghadap dan berkata kepada Baginda Raja Harun Al Rasyid.
Dengan tekad yang amat bulat Abu Nawas merencanakan menjual Baginda Raja. Karena menurut Abu Nawas hanya Baginda Raja yang paling patut untuk dijual. Bukankah selama ini Baginda Raja selalu mempermainkan dirinya dan menyengsarakan pikirannya? Maka sudah sepantasnyalah kalau sekarang giliran Abu Nawas mengerjai Baginda Raja.
Abu Nawas menghadap dan berkata kepada Baginda Raja Harun Al Rasyid.
Langganan:
Postingan (Atom)